Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia melebihi
perbankan konvensional. Dari sisi aset, bank syariah tumbuh 47,21 persen,
sementara untuk pembiayaan tumbuh 48,81 persen dan dana pihak ketiga (DPK) 50
persen.
Bank syariah serius dalam memobilisasi dana umat. Terbukti, angka //financing to deposit rasio// (FDR) bank syariah sering di atas 100 persen. FDR adalah rasio antara dana yang disalurkan kepada masyarakat dibanding dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM), Yuslam Fauzi, mengatakan dengan tingginya FDR, maka bank syariah aktif memberi pembiayaan. "Kalau dibandingkan, (FDR) bank konvensional lebih rendah," ujarnya kepada ROL.
Selama ini, terang Yuslam, dana yang dihimpun bank syariah dominan disalurkan ke usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tidak hanya aktif menyalurkan pembiayaan, bank syariah, debiturnya banyak dari UMKM dimana memberi pengaruh ekonomi jauh lebih besar daripada debitur korporasi.
Sejak 2007, tambah Yuslam, pertumbuhan perbankan syariah lebih cepat dibanding Malaysia, baik dari sisi aset, pembiayaan dan pendanaan. Walau //market share// perbankan syariah masih 4,69 persen, namun pengaruh terhadap kesyariahan sangat besar. "Dengan berkembangnya perbankan syariah, industri sektor lain ikut bergerak," ucap Yuslam.
Direktur - Kepala Grup Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia, Bambang Kiswono, mengatakan jika dilihat dari tahun ke tahun, perkembangan aset perbankan syariah menorehkan prestasi luar biasa. Per 31 Desember 2012, aset bank syariah nasional hampir menyentuh angka Rp 200 triliun.
Yang cukup menggembirakan, tambah Bambang, bila dibandingkan bank konvensional, FDR bank syariah 99,6 persen. "Dari awal memang inilah kelebihan bank syariah, bermain di sektor riil yang benar-benar mengembangkan kemajuan ekonomi umat," katanya.
Sementara DPK bank syariah tumbuh menjadi lebih dari Rp 150 triliun. "Pertumbuhan DPK di awal April 2012 terjadi penurunan signifikan karena ada penarikan dana haji," ujarnya.
Bank syariah serius dalam memobilisasi dana umat. Terbukti, angka //financing to deposit rasio// (FDR) bank syariah sering di atas 100 persen. FDR adalah rasio antara dana yang disalurkan kepada masyarakat dibanding dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM), Yuslam Fauzi, mengatakan dengan tingginya FDR, maka bank syariah aktif memberi pembiayaan. "Kalau dibandingkan, (FDR) bank konvensional lebih rendah," ujarnya kepada ROL.
Selama ini, terang Yuslam, dana yang dihimpun bank syariah dominan disalurkan ke usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tidak hanya aktif menyalurkan pembiayaan, bank syariah, debiturnya banyak dari UMKM dimana memberi pengaruh ekonomi jauh lebih besar daripada debitur korporasi.
Sejak 2007, tambah Yuslam, pertumbuhan perbankan syariah lebih cepat dibanding Malaysia, baik dari sisi aset, pembiayaan dan pendanaan. Walau //market share// perbankan syariah masih 4,69 persen, namun pengaruh terhadap kesyariahan sangat besar. "Dengan berkembangnya perbankan syariah, industri sektor lain ikut bergerak," ucap Yuslam.
Direktur - Kepala Grup Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia, Bambang Kiswono, mengatakan jika dilihat dari tahun ke tahun, perkembangan aset perbankan syariah menorehkan prestasi luar biasa. Per 31 Desember 2012, aset bank syariah nasional hampir menyentuh angka Rp 200 triliun.
Yang cukup menggembirakan, tambah Bambang, bila dibandingkan bank konvensional, FDR bank syariah 99,6 persen. "Dari awal memang inilah kelebihan bank syariah, bermain di sektor riil yang benar-benar mengembangkan kemajuan ekonomi umat," katanya.
Sementara DPK bank syariah tumbuh menjadi lebih dari Rp 150 triliun. "Pertumbuhan DPK di awal April 2012 terjadi penurunan signifikan karena ada penarikan dana haji," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar